Total Tayangan Halaman

Kamis, 31 Januari 2008

ayem Bek

hari ini genap 2 minggu Inna tidak OL.
gatel dan bosen dikamar dan nongkrongin acara infotaiment seharian, hari ini setelah agak mendingan , berusaha untuk OL (mudah2an ga ada yang marah... ). KANGEN euy!!!!!

buat temen2 yang undah ninggalin jejak di GB, tq banget atas atensinya...daku tidak lenyap kok, cuma mencutikan diri dari kegiatan maya dan realita....

Selasa, 08 Januari 2008

Melukis di Excell

barusan dapet imel dari Ipito.., keren deh:

Untuk melihat karya ini, caranya:
1. Buka file terlampir
2. Tekan Ctrl A
3. Klik Format - row - height - masukkan angka 15.33
4. Klik Format - coloumn - width - masukkan angka 2.4
5. JRENGG!!!

Attachment: village.xls

Kamis, 03 Januari 2008

Farewell Best Pal: 24 Desember 2007




Setelah ”kehilangan” Riam doni yang hijrah tugas ke Balikpapan meyusul kepergian Elviza ke Kalimantan juga sekarang, hari ini. giliran Dewi Petroliza yang ninggalin gw, nyeberang ke Cambodia. Sebelum berangkat kita selalu binun sebenernya dia mau dinas dimana , yang ada di otak cuma Thailand atau Vietanam secara kita ngimpiin dia dinas di Eropa biar kalo nyasar kita bisa nebeng kedia..ha..ha!

Temen kuliah satu ini termasuk best pal, 10 tahun lebih menjalin persahabatan, banyak yang gw dapet dari dia termasuk mengenal buku yang bagus2.. Berantem sering ketawa bareng apalagi , nangis ditelepon 30 menit juga pernah gara2 salah paham.

Beberapa bulan sebelumnya dia dua infoin yang buat konsumsi Inna aja,kalo dia mau ditempatin di negara tetangga itu. Alih-alih ingin menghabsikan waktu untuk ngumpul bareng sebelum dia berangkatnya, Widya, Vavi , edwin sepakat untuk sharing check in di Hotel yang lagi promo chrismast didaerah Sarinah.

Sebelum check in kita pesen steak Abuba, Dewi ngotot untuk makan di kamar hotel, ”sayang kan bayar hotel mahal-mahal tapi ga dimanfaatin” akhirnya Widya ngalah untuk ngebungkus Steak Abuba dengan kecerewetannya untuk minta saus tambahan. Lucunya, pas buka dihotel, ternyata sang Steak terpaksa dimakan pake tangan karena ga ada sendok dan garpu nya, ”T$%^L” kata Widya. SI Dewi Cuma termesem-mesem sambil minta maaf dan tetep berdalih karena dia yakin banget dulu pesen Abuba Steak dibungkus plus dikarunia sendok dan garpu. Wakkakakkk....

Kalo kebiasan ngumpul kita selalu ”mengorek” informasi pribadi setajam mungkin setajam silet! ^_^. Dari Vavi yang dengan rumit menjelaskan pdkt logika yang sulit kita terima dengan logika, hubungan Epe dan Nenek (Panggilan sayang buat Widya) yang mulai direstui, Dewi dengan flirting2 ga jelasnya dan Edwin yang ternyata disukai temen kuliah satu angkatan , orang yang ga kita sangka sama sekali.! Pokoknya ngarol ngidul sampe jam 1 pagi, giliran ada yang tidur pasti dibangunin, :-P.

Siangnya, kita check out jam stg12an setelah dibikin sadar ama receptionist untuk cao. Siangnya langsung menuju EX untuk makan siang, traktiran Dewi. Pilihannya ga jauh2 dari masakan Thailand, Kuppa dengan manfaatin disc 50%. Hmmm enak juga ternyata.

My Biggest Spend On Books

Kalau lah seandainya Inna tidak menyadari bahwa buku dilemari  baru berjumlah 2 digit koleksi dari tahun 2004 maka Inna ga bakal sekalap ini belanja buku. mulai dari bulan desember beli 3 buku, the secret, Ketika Cinta Bertasbih eps 2  dan A Very Yuppy Wedding . Kemudian pada bulan yang sama belanja online karena KCB eps 1 sold out dimana-mana.

Tak brenti disini Awal Januari ini pesanan Laskar Pelangi dan Men Can’t Read Mind Women Can’t Read Maps akhirnya sampe juga setelah dipesan setahun sebelumnya*ha?*.

Keinginan untuk menambah koleksi buku makin membuncah *lebay banget * ketika Rabu Tanggal 2 Jan Triwil bilang Gramedia Matraman disc rata 30%  all item semua buku dan ATK!. Akhirnya Inna dan  Anna berjibaku melawan hujan rintik dan udara yang agak berangin lepas  pulang kantor. Nyampe GM pas jam 5.15 dengan parkiran yang melebur sampai keluar jalan, dua ruas dimanfaatkan  para ”tukang parkir” dadakan. Anna tetep berkeyakinan parkir resmi GM dan bener, parkirnya masih avaiable.

 

 

Dengan contekan daftar buku yang akan dibeli akhirnya Inna mendapatkan beberapa buku diantaranya melengkapi tetralogi Laskar Pelangi, cerpen 5 cm, Vocab Card, Oxford Dict (ganti yang hilang), beberapa  cerita bergambar untuk Anak (buat Rebby, ponakan 5 tahun yang lagi tergila-gila sama serial cerita Islami) dan satu buku penting buat Akbar, A Rough guide to England serta beberapa buku lainnya.

Masih ada sehari lagi...kalau ga liat total belanjaan, menyadari ATM konsumsi inna sudah terkuras lebih dari setengahnya padahal baru habis di reload akhir bulan lalu serta  crowdnya  orang disana mungkin Inna akan berkutat di GM sampai jam 11 malam, jam tutup GM kata tukang parkirnya. :-P

 

 

Rabu, 02 Januari 2008

curhat Hanung ttg Ayat2 Cinta..part 1

Rating:★★★
Category:Other
ditengah hiruk pikuk Pro cons pemileman NOvel Ayat Cinta, Inna dapet Imel dari Ibu Verni ttg dibalik pembuatan film ini. konon ini dari fs beliau. karena panjang banget inna bagi beberapa bagian deh. ini bagian yang sedang inna baca alias belum selesai. mudah2an Bapak Opik, temen kantor tidak terlalu skeptis liat film ini...:-P

*ps: judulnya suka2 inna yah..
=========================================================

Dikutip dari Blog Mas Hanung
KISAH DI BALIK PRODUKSI AYAT-AYAT CINTA (bag.1)
Aku mulai sadar bahwa tidak mudah membuat film agama. Itulah kenapa ibuku dulu berpesan kalau kamu sudah bisa membuat film, buatlah film tentang agamamu: Islam. Awalnya aku cuma tersenyum mendengar kata-kata ibuku. Senyum yang menyangsikan. Sebab pada waktu itu buatku film agama tidak lebih dari sekedar petuah-petuah yang membosankan. Lelaki berpeci dengan baju koko, bertasbih, kadang berewokan, mulutnya nerocos soal ayat dengan cara menghadap kamera. Membuat dirinya tampak suci dengan mengumbar ayat-ayat Quran. Ah, tidak terbayang olehku sebuah film agama. Tapi aku tidak begitu saja lantas menyerah. Aku coba berangkat dari apa yang aku kenal: Muhammadiyah. Lalu merentet ke sebuah nama: Ahmad Dahlan. Hmm, aku memang menyukai film yang mengangkat satu tokoh: Gandhi, Erin Brokovich, Henry V, Shakespeare, Baghad Sigh, Malcom X, Dan mungkin juga nanti Sukarno (kalau memang jadi difilmkan oleh Hollywood). Film yang mengangkat tokoh bisa membuat penonton bercermin. Dan Agama adalah cermin bagi manusia untuk senantiasa melihat kembali dirinya: Kotor atau bersih?
Lalu aku membuat proposal Ahmad Dahlan untuk aku tawarkan ke PP Muhammadiyah. Ditolak! Muhammadiyah tidak Ada uang, katanya . Aku cuma bengong saja. Tidak Ada uang? Kataku dalam hati. Ah, sudahlah. Mungkin waktu itu aku belom dipercaya. Maklum masih kuliah di IKJ semester Akhir.
Lalu kutinggalkan itikadku membuat film Agama. Aku terjun membuat film Cinta: Brownies, Catatan Akhir Sekolah, Jomblo, dsb ... Dsb ... Tapi aku tetap yakin bahwa suatu saat akan datang masa aku membuat film tentang agama.
Alhamdulillah, benar. MD Entertainment menawari membuat Film Ayat-Ayat Cinta (AAC).
'Kenapa anda membuat film ini?' Tanyaku
'Sederhana. Pertama, Ini film dari Novel best seller. Kedua, penduduk Indonesia 80 persen Muslim. Kenapa saya tidak membuat film tentang mereka? Kalau saya minta 1 persen dari 80 persen masak tidak bisa.'
1% dari 80% penduduk Muslim Indonesia berarti sekitar 2 juta penonton. Dikalikan 10 ribu per tiket. Berarti pendapatan kotor 20 milyar. Kalau bujet produksinya 10 milyar, keuntungan yang didapat 10 milyar.
Aku jadi berfikir, kenapa Muhammadiyah tidak berfikiran begitu ya? Kalau cuma mengumpulkan 2 juta penonton, masa Muhammadiyah tidak sanggup? Bukankah dari 80% tersebut 40% adalah warga Muhammadiyah? Ah, dasar stupid pikirku. Banyak orang Islam tidfak berfikir luas seperti orang-orang Yahudi. Oleh sebab itu Islam selalu dimarjinalkan, mudah diadu domba, dibohongi ... Diakali.
Lalu aku mulai memasuki tahap persiapan Dan riset.
Wallohu ... Aku melihat Islam dari dekat sekali. Sangat dekat. Di Kairo, aku menatap Menara Azhar, aku menyentuh dinding Dan lantai Azhar university, aku mencium bau apek baju-baju Dan karpet mahasiswa Alzhar tetapi memiliki roman muka bersih Dan santun. Aku melihat keikhlasan mereka saat bersujud diatas sajadah buluk. Bibir mereka pecah-pecah oleh panas sekaligus dingin hawa Kairo, tetapi dibalik bibir pecah itu terlantun dzikir panjang menyebut: Alloh ... Alloh ...
Lalu aku melihat seorang syaih duduk bersila dihadapan murid-muridnya. 'Tallaqi' mereka menyebutnya. Aku mendengar seorang melantunkan ayat-ayat Al quran di sudut masjid. Dan juga di pinggiran jalan. Seolah quran bagaikan bacaan novel. Allohu Akbar ... Allohu Akbar. Inikah caramu membuatku dekat dengan agamaku, Ibu?
Darahku menggelora membuat mataku terbelalak. Islam sangat indah. Islam sangat eksotis. Tapi orang-orang Islam seperti tidak mengerti semua itu. Orang-orang Islam di Jakarta lebih memilih jalan-jalan ke eropa daripada ke Kairo.
'Saya akan membuat film ini eksotis, Pak begitu kata saya ke producer.
Dan mulailah persiapan dimulai. Semangatku menggelora. Aku baca buku-buku tentang Fiqih Dan sunnah. Aku libatkan mahasiswa Al Azhar untuk mendampingiku. Aku sangat hati-hati sekali melakukan ini agar apa yang tertulis dalam novel dengan indah pula tersampaikan lewat gambar. Sebuah film yang lembut, yang indah, yang suci tergambar di depan mataku Dan aku yakin sekali bisa mewujudkannya.
Namun semua impianku itu tidak begitu saja mudah diwujudkan.
Pertama kali berita tentang pembuatan film AAC tersebar, halangan pertama datang justru dari pembaca. Diantara banyak yang berharap, mereka juga menyangsikan, sinis, Dan mencemooh. Bahkan Ada yang bilang : 'Wah, sayang sekali novel sebagus ini akan difilmkan. Jadi ill Feel, deh'. Ada juga yang bilang 'Tidak pernah aku lihat Novel yang di filmkan hasilnya bagus, sekalipun Harry Potter. Apalagi ini.'
Pada suatu Hari Ada sekelompok orang datang ke kantor MD, mereka bilang dari organisasi Islam. Mereka datang dengan membawa seorang lelaki berwajah putih Dan seorang gadis berjilbab. Mereka bilang ...
'Ini calon pemain Fahri Dan ini calon pemain Aisha' sambil menunjuk ke lelaki berwajah putih Dan gadis berjilbab itu.
'Kami dari organisasi Islam' lanjutnya 'Kami sangat concern terhadap dakwah islamiah. Kami tidak ingin film Ayat-Ayat Cinta melenceng dari novel Dan ajaran Islam. Kang Abik (Nama panggilan Habiburrahman El Shirasy) sudah tahu tentang ini.'
Kami hanya saling pandang Dan tersenyum. Aku ... Malu sekali.
Tentu saja kami menolaknya. Kami tahu bahwa film ini harus dibuat dengan hati-hati sekali. Kami juga tidak begitu saja memilih pemain hanya semata-mata ganteng dan 'menjual'. Karena itu kami menggandeng ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin sebagai penasehat kami.
Sebelum aku melakukan casting, aku berdiskusi dulu dengan kang Abik. Kang abik sangat concern dengan sosok Fahri. Dia harus turut serta memilih tokoh Fahri. Semula kami membuka casting di pesantren-pesantren. Tetapi hasilnya Nol. Bukan berarti para santri tidak ada yang ganteng dan pintar seperti fahri. Tetapi banyak diantara mereka sudah menganggap 'Film' adalah produk sekuler. Oleh sebab itu banyak diantara mereka tidak mau ikut casting. Saya pernah membaca satu hadist, jangankan membuat film, menggambar manusia saja hukumnya Haram. Nanti di Neraka hasil gambar yang kita buat harus kita hidupkan. Kalau tidak bisa, Malaikat Jibril akan mencambuk kita dengan cambuk api.
Kami melakukan casting lebih dari 5 bulan. Semua yang ikut casting adalah pemain-pemain terkenal. Tapi diantara mereka banyak terjebak pada tuntutan atas 'Kesucian Fahri'. Banyak diantara mereka beracting 'sok suci' dengan melantunkan ayat-ayat dan menyebut asma Alloh dengan berlebihan, mirip seperti ustadz-ustadz di TV-TV. Pernah aku menemukan seorang yang menurutku pas bermain sebagai Fahri. Tetapi lelaki itu tidak beragama Islam. Kang Abik tidak setuju. Lalu ditengah keputusasaan kami datang seorang lelaki. Ganteng, tetapi tidak sombong (tidak merasa dirinya ganteng). Sering kita lihat di Mal-Mal, banyak lelaki pesolek, sadar sekali bahwa dirinya ganteng. Tetapi lelaki ini tidak . Dia sangat santun. Bahasanya pun santun. Ketika berucap Alloh, dia agak-agak canggung. Bahkan tidak fasih seperti ustadz. Pada saat dia sholat aku melihat gerakannya jauh dari sempurna. Tetapi lelaki itu punya mata yang didalamnya mengandung semangat belajar. Dia adalah Fedi Nuril. Aku berdiskusi dengan kang Abik. Terjadi tarik ulur dan perdebatan panjang. Akhirnya kita sepakat memutuskan dia yang main sebagai Fahri. Alasanku adalah, Fahri bukan lelaki sempurna. Tapi yang membuat Fahri tampak sempurna karena dia sadar bahwa dirinya tidak sempurna. Keputusan Fedi Nuril sebagai Fahripun mengundang banyak kesangsian di kalangan pembaca fanatik AAC, terutama di Malaysia. Karena film Fedi Nuril sebelumnya menampilkan Fedi ciuman dengan perempuan bukan muhrim. Fedi pun mengakui itu. Yang membuat aku terharu, Fedi menganggap film AAC sebagai media dia buat dekat dengan Islam. Belajar kembali tentang Islam. Karena film ini, Fedi jadi rajin membuka-buka lagi buku tentang Islam. Bahkan Fedi menyadari segala tingkah lakunya yang tidak Islami selama ini setelah memerankan Fahri. Sungguh, baru kali ini aku rasakan dampak film yang begitu besar mempengaruhi keimanan seseorang. Terima kasih kang abik. terima kasih Ibu.
Pada saat kami mencari sosok Aisha dan Maria, semula kami bersepakat untuk mencari pemain Mesir. Tetapi setelah kami melakukan riset disana, sangat mengagetkan. Perempuan-perempuan Mesir lebih tua dari umurnya. Aku mengcasting seorang perempuan mesir bernama Roughda untuk berperan sebagai Aisha. Tidak hanya cantik, tetapi mainnya luar biasa. Tetapi setelah di sejajarkan dengan Fahri, terlihat Roughda lebih pas sebagai kakaknya daripada isteri Fahri. Padahal umurnya lebih muda 3 tahun dari Fedi Nuril. Lalu kami mencari pemain dengan umur 8 tahun lebih muda dari Fedi. Pada saat kami sejajarkan, sangat pas. Tetapi disaat dia berdialog tentang perkawinan, tidak bisa dipungkiri 'kedewasaannya' tidak tampak. Alias belum matang. Kami bingung dan akhirnya kami sepakat untuk mencari pemain indonesia saja.
Tidak gampang mencari pemain indonesia yang cantik sekaligus solihah. Pak Din Syamsudin berpesan kalau bisa pemain Aisha kesehariannya ber jilbab. Lihatlah siapa artis kita yang bertampang Bule yang seperti itu. Hanya Zaskia Meca saja yang berjilbab dan cantik. Selebihnya tidak ada. Sementara itu Zascia tidak bertampang bule. Dia sangat sunda. Pernah kita meng casting Nadine Candrawinata. Dia sangat cantik dan bermain bagus. Dangat cocok pula berdampingan dengan Fedi Nuril. Tapi Nadine bukan Muslim. Padahal Nadine sudah mau bermain sebagai perempuan Muslim. Aku pernah berdiskusi panjang dengan kang abik soal itu. Aku bilang padanya ...
'Suatu hal yang unik, ketika tokoh Maria yang kristen dimainkan oleh seorang muslim, sementara tokoh Aisha yang Islam dimainkan seorang kristen. Ini akan memperlihatkan sikap toleransi dan demokratisasi dalam Islam seperti di India.'
Tetapi kang abik dan pak Din Syamsudin menyarankan untuk jangan bertaruh terlalu besar di film ini. Masyarakat Islam di Indonesia berbeda dengan India. Di India, masyarakat moslem dan Non Moslem sudah terdidik tingkat kedewasaan dalam toleransi, sementara di Indonesia belum. Akhirnya dipilihlah Ryanti sebagai Aisha dan Carrisa Putri sebagai Maria.
Ketiga pemain itu dikursuskan bahasa arab secara privat untuk mendalami kehidupan Muslim di kairo. Mereka sangat antusias. Namun antusiasme itu harus berhadapan dengan kenyataan bahwa mereka juga punya kesibukan lainnya. Ryanti sebagai VJ di MTV dan Carrisa bermain sinetron. Ryanti yang bagiku sangat keteter ketika berperan sebagai Aisha. Asiha adalah sosok yang memiliki beban berat. Sementara Ryanti sebagai VJ MTV harus selalu tampak riang dan ringan. Sering sekali benturan itu membuat proses pendalaman karakter tidak sempurna. Aku frustasi sendiri. Tetapi aku ingat, bahwa di Film ini kesabaranku benar-benar di uji. Impianku mewujudkan keindahan dan kedalaman Islam terbentur oleh kenyataan sebaliknya: Ringan, Riang, Hedonistik dan Pop. Apalagi ketika producer tiba-tiba berubah pikiran melihat kenyataan penonton Film Indonesia banyak di dominasi anak-anak muda yang pop, ringan dan tidak menyukai hal-hal bersifat perenungan. Dia lantas ingin mengubah karakterr film AAC menjadi sangat pop seperti Kuch Kuch Hotahai ... Tuhanku! Tuhanku! selamatkan film ini ...
Tidak jarang aku berperang mulut dengan producerku ketika meminta adegan Talaqi dibuang. Karena boring dan membuat penonton mengantuk. Lalu beberapa adegan yang bersifat perenungan, seperti pada saat Fahri dipenjara dan menemukan hakikat kesabaran dan keikhlasan dari seorang penghuni penjara yang absurd (dalam novel digambarkan sebagai seorang professor agama bernama Abdul Rauf), Tetapi di Film saya adaptasi sebagai sosok imajinatif, bergaya liar, bermuka buruk tetapi memiliki hati bersih dan suara yang sangat tajam melafatskan kebenaran. Semua adegan itu diminta untuk dibuang atau dikurangi dan lebih mementingkan adegan romans seperti AADC ataupun Kuch Kuch Hotahai ...
Sabar ... Sabar ... Ikhlas ... ikhlas!!!
begitulah yang aku dapatkan di film ini. Film ini tidak hanya mampu merobah pandanganku tentang Film. Film ini mampu dan sudah merobah pandangan hidupku: tentang agama, kesetiaan, kerjakeras, komitmen, dan ... cinta. Berkali-kali aku berucap syukur yang besar kepada Tuhanku yang sudah memberikan aku jalan menuju kedewasaan. Berkali-kali aku berucap terima kasih kepada Kang Abik yang sudah secara tak langsung mempercayaiku menyutradarai film ini, dimana telah membuatku kembali merasa dekat dengan Islam yang indah, bersahaja dan penuh dengan toleransi. Dan terakhir, berkali-kali aku berucap syukur kepada Ibuku yang telah berpesan untuk membuat film tentang agama. Sekarang aku mengerti, kenapa Kau berpesan begitu Ibu. Tidak lain hanyalah untuk membuatku selalu dekat dengan Islam ...
La haula wa kuwwata illa billahi ...

Gramedia Sale 30%

Start:     Dec 29, '07 10:00a
End:     Jan 4, '08
Location:     Gramedia Matraman Jakarta
ayukkk berburu buku......

GRamedia Pusat sale 30% untuk all item. buku semuanya disc 30%
bisa kalap nih beli buku dah 10 buku judul ditangan yang akan dibeli. waduh...mending ga usah bawa ATM biar ga melampui budget

Insya Allah pas istirahat hari ini bisa hunting sama Budiah, tapi kok si Ibu belum selesai rapat juga yah? mana langit juga mendung dan hujan yang unpredictable. mudah2an kalo ga jadi hari ini besok untuk terakhir kudu bisa deh. *lagi mikir alternatif cara dan waktu kesana* :-P

Selasa, 01 Januari 2008

Bandung Cihuy...

Start:     Jan 6, '08 08:00a
Pak Tommy hajatan, anaknya sunatan. KP rencananya mau kesana. tadi dah sebar list buat inventaris yang ikut.
mudah2an bisa ikut...seru jalan2nya ajahh :-P

bisa kopdaran ama Kak Bet ga yah?