Total Tayangan Halaman

Minggu, 06 Desember 2015

Misi Perjalanan Ke Gua Hira

Kami berdelapan adalah jemaaah “terpilih” (ciee..) dari KBIH kafilah Akbar menjalankan misi menaklukkan Gunung Nur, Jabal Nur ditengah aktifitas ibadah selepas puncak haji. malamnya sih saya tidak begitu yakin ketika mengiyakan ajakan (kembali) Bang Ucok untuk jalan bareng ke Gua Hira, apalagi beliau terlihat senyum penuh arti ketika menjawab pertanyaan siapa saja jemaah cewek yang ikut. Ada yang ga beres nih...heheheh
Jemaah "Pilihan"


Jam 3 pagi waktu Mekkah, sesuai janji saya masih gegoleran. Sedang tidak sholat salah satu alasan kuat saya mengiyakan ajakan Bang Ucok. Di luar pintu kamar belum terdengar "keributan". Saya kembali memejamkan mata. Pukul 3:30 pagi terdengar ketukan kencang, setengah terpejam saya bergegas membuka pintu. Ternyata pasukan 5 bapak-bapak sudah siap rapi jali menuggu kami di lorong kamar. Demi melihat kak Widia yang berkeinginan kuat akhirnya saya ikut bergegas menyiapkan diri. Tas ransel saya isi dengan perbekalan secukupnya. Ratu, teman sekamar, ikut terbangun dan juga menyatakan diri untuk ikut.agak kaget juga karena dia baru balik umroh sunnah 2 jam lalu. 
 
Dari Jarwal Taisir kami menuju kaki Jabal Nur sekitar pukul 4 pagi lewat dengan menyewa mobil omprengan seharga 100Riyal (cmiiw yah Bang Ucok) . Mobil putih berkapasitas 10 orang ini sampai di tujuan kaki Jabal Nur dalam waktu kurang lebih 15 menit. Di kegelapan cuma berharap penerangan dari lampu beberapa rumah dan warung sekitar, kami melanjutkan perjalanan yang sebenarnya, mendaki Jabal Nur. Bisa dibilang pemahaman lapangan besar saya nol besar, atau minus karena ngandelin yang ngajak aja.
Terjawab seketika kenapa bang Ucok "memilih" kami. Bok, itu pendakian kecuramannya 45 derajat!. Dua menit jalan nafas gw ngos2an senen kamis, jantung rasa mau lepas. Setiap 2 menit jalan kami pasti berhenti. Suasana gelap makin menambah tantangan mendaki Jabal Nur menuju Gua Hira seperti menjadi misi berat. Ditambah beberapa orang luar yang berperawakan besar juga terlihat seperti melambaikan bendera putih. Ditengah kegelapan menjelang subuh itu mata gw ga bisa bohong, berkali-kali kami berpapasan dengan jemaah lain yang ngos-ngosan dan terlihat kelelahan. Nyali gw sempat menciut, dan mempertanyakan semangat yang tadi sempat yakin bakal sampai ke Gua Hira. Kak Widi udah pegangan tangan sama Kak Ulil, suaminya. Ratupun sudah digerek pakai sorban oleh Pak Budi. Makin ciut dong gw. 
3 wanita super. :D

Kami berhenti sejenak melaksanakan sholat subuh begitu azan saling bersahutan terdengar dari berbagai penjuru Kota Mekkah. beralaskan terpal KBIH para bapak-bapak dan Ibu-Ibu sholat ditengah hembusan angin subuh. brrr... saya mengamati sekeliling. Masya Allah, ditengah nafas yang tidak beraturan saya disuguhi view Kota Mekkah bermandikan cahaya diantara bebukitan (atau gunung), sebentar lagi golden hours! bermodalkan kamera hape samsung s3 mini gw merekam video dan mengambil foto ala kadarnya. sisanya, gw nikmati lamat-lamat dan merekam dalam lensa kesempurnaanNya. sejenak terlupakan lelah dan nafas ngos-ngosan. :D.
Kontur Jabal Nur yang tidak landai untuk didaki, banyak bebatuan, khas landscape Tanah Haram. Alhamdulillahhh bantuan anak tangga yang cukup permanen sangat membantu. Di sepanjang jalan banyak ditemui yang meminta sedekah, di depan mereka ada ember dan adukan semen. Sepertinya sebagian sedekah mereka pergunakan untuk membuat tangga ala kadar. Selain mereka juga banyak yang tidur tetapi tetap sambil minta sedekah. awalnya gw kira pengemis seperti wanita-wanita lainnya tapi ketika cahaya mulai terang yang tiduran disepanjang pinggir tangga pendakian tersebut rata-rata lumpuh. Hufft.

I made It! ke atas itu!
Sependek pengamatan,tidak ada toilet di sepanjang dakian. Beberapa pedagang kaki lima juga menjajakan dagangan oleh-oleh seperti tasbih, batu cincin, atau cincinya berbatu ala ala pedangan di sepanjang kaki lima Jakarta yang masih trend sampai sekarang. Ada satu warung yang tersedia di puncak Jabal Nur, menjual teh manis dan indomie! Jangan banyangin indomie telor ala warung yak, yang ini tinggal seduh doang. Banyak yang berhenti di sini untuk melepas lelah sambil memandang view Kota Mekkah. Kami melepas lelah disini sekembali dari Gua Hira yang cuma berjarak sekitar 50 meter dari puncak ini. gua Hira berjarak hanya hitungan meter dari pit stop ini. Menuruni anak tangga diantara bebatuan besar, membuat pengunjung harus bersabar antri.

GUa Hira dari Atas. pic By Bang Ucok


Begitu sampai di Gua Hira, kami tidak ikut mengantri seperti kebanyakan jemaah dari negara lain. mereka masuk goa yang cuma seukuran badan itu untuk sholat dua rakaat. sesekali gw berusaha merecall ingatan kembali sejarah Rasulullah SAW, manusia mulia, ketika menerima wahyu pertama di sini. terbayang juga perjuangan wanita solihat , Kadijah, pendamping beliau yang setia mengantarkan makanan setiap harinya dengan pendakian seperti tadi tentunya tanpa tangga-tangga itu. selama 40 hari kalau tidak salah. ah, kecil sekali diri ini dan tidak berarti apa-apa mengingat perjuangan beliau.
Tur Ke Gua Hira ini tidak ada dalam itenerary KBIH. saya bersyukur dan berterima kasih karena berkesempatan untuk menapaktilasi tempat dimana Nabi SAW menerima wahyu pertama kalinya. perjalanan hampir 2,5 jam untuk kembali lagi ke kaki Jabal Nur terasa tidak berarti capeknya. semua terbayar. it worth the effort. Alhamdulillah
Tips untuk Ke Jabal Nur:
1. pergunakan alas kaki yang nyaman. pakai sandal jepit bisa.
2. usahakan untuk membawa beban secukupnya. perjalanan berdurasi bisa lebih kurang dari 2,5 jam jadi cuma perlu air minum dan snack pengganjal yang juga tersedia di warung-warung (jika budget ada).
3. Bonus perjalanan jika dilakukan di waktu menjelang Subuh yang hampir sama dengan waktu malam adalah view Kota Mekkah bermandikan cahaya kecuali untuk sunrise.
4. usahakan membawa senter atau penerangan jika melakukan perjalanan di kedua waktu subuh tersebut.