Selain alasan kepraktisan juga karena males nimbunin koin kembalian dan juga pertanyaaan mbak kasir "mau disumbangin mbak, kembaliannya?".
Dulu koin kembalian tersebut diselotif ponakan per satuan dan dijadiin ongkos angkutan umum. Sekarang hal ini praktis tidak bisa dilakukan karena bayar bus tj, angkutan umum utama saya, juga pakai e-money. Sebenarnya pecahan 100,200 perak tersebut masih bisa "dikembalikan" ke supermarketnya, cuma kan ke supermaket kadang juga kayak tahu, dadakan. Jadilah numpuk deh tuh koin. Jadi masalah koin kembalian dan pertanyaan "mau disumbangkan?" diatas menurut saya tersolusikan oleh memakai kartu debit.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar