a cook leaner, a photography addict, a traveller wanna be and a happy single accountant
Total Tayangan Halaman
Minggu, 29 April 2007
MegaBlitz Atau 21?
Akhirnya kesampaian juga ke Megablitz. Sabtu kemaren nonton Restless,
salah satu film di korean movie week. Inna ga akan reveiw filmnya
karena its not my typical movie. Asli nonton ini cuma karena pengen
liat megablitznya kayak apa.ha..ha.. Setelah agak bersusah payah muter2
dari arah kebon kacang dan masuk dari Hotel Ascot. agak bingung karena
bangunan Grand Indonesianya memang belum selesai. kalo tidak ada
security di lobby mungkin kita ga ngeh kalo ada kehidupan didalamnya.
lokasinya dilantai 5, pas masuk emang langsung jreng..jreng...dekor
futuristik, cat putih lampu-lampu merah kegantung di atticknya yang
tinggi. Rungan sangat lega..tempat duduk tunggunya lumayan banyak dan
nyebar. di dinding ruang tunggu ada 6 tv masing-masing dikedua yang
memungkinkan kita untuk melihat trailer film yang ingin kita tonton
serta running text jam tayang. ada cafe yang kata Tri kurang private
karena open space dan bisa dilihat dari ruang tunggu. ticketingnya oke,
petugasnya ramah. didinding belakang petugas ada lagi layar yang
memungkinkan kita untuk melihat jadwal pemutaran film dan satu layar
komputer menghadap ke kita untuk melihat pilihan seat (beda
dengan 21 yang dibenam dalam meja). Nah.., yang agak norak pas
nyari entrance ke ruang pertunjukkan...ternyata pintu entrancenya kayak
pintu darurat..dari besi dicat putih yang eyecathing adalah nomor
teater diatap depan pintu. tapi kalo dah masuk ke ruangan hampir sama
dengan 21..ada karpet. kebetulan nonton di teater 1, kata Tri, ini
ruangan terbesar karena ada balkon nya, cuma Inna ga ngeh..ada
penontonnya apa ga.
Selama menonton film yang berdurasi, 4 kali layar ngeblank selama
beberapa detik..(ini juga ga jarang terjadi di 21). di kursi yang
berwarna abu2 itu dan agak sempit itu saya sempet tertidur 15 menit!!
dasar ga niat nonton...
Entah karena timingnya ga tepat.., saya merasa tidak nyaman selama
berada diruang tunggu which is selama 30 menit, melihat orang-orang
yang hadir membuat saya merasa bukan di Indonesia tapi
di......hmm...hmmm..., kayak kalo ke Taman Anggrek deh.
To my suprised di bioskop ini ternyata ada tempat shalatnya, ga gede
sih cuma cukup cozzy dan bersih. letaknya satu pintu setelah toilet
pria, nilai plus selain toliet yang gede banyak bersih namun agak
spooky karena lampunya temaram, dan catnya hitam.
hmmm..kao boleh milih, mungkin saya akan tetap nonton di...., ya ga???he..he..
Sabtu, 21 April 2007
Mon Meilleur Ami (my Best Friend.) ===> Festival Film Prancis 2007
Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Comedy |
Kemudian Francois juga tersadar bahwa Bruno adalah pribadi yang sangat ramah, hangat dan selalu mempunyai topik untuk break the ice with stanger. pokoknya He knows how to deal with people well deh. Tanpa disadari Francois, Bruno sebenernya ingin menjadi sahabat dia. Tapi ketika persahabatan mereka baru dimulai Francois malah menghancurkanya dengan ide gila!!
Ide ceritanya sih sederhana, ketika ketika sibuk dengan dunia kita, kerap kita melupakan untuk memberikan personal touch ketika berhubungan dengan sekitar bahkan dengan rekan kerja tak lebih dari sekedar “subjek” yang memang harus mau tak mau diajak bicara. Ya.. seperti Francois yang tidak sadar dan lupa untuk tersenyum pada rekan2 kerja atau untuk menanyakan kabar. Banyak tips2 yang diberikan untuk menjalin sahabat seperti salah satu jargon Bruno Shympaty (Sosiaceable), Smile dan Sincere atau quote dari penceramah yang bilang “sometimes we can buy love but not friendship”
Cukup lucu apalagi ketika usaha Francois untuk menemukan cara mendapat seorang sahabat, mulai dari mencari buku.., menghadiri seminar tentang friendship atau menguntit pasangan sahabat yang sedang hangout di taman atau cafĂ© sekedar bertanya tips untuk mendapatkan sahabat. Atau menemukan alamat temen kecil ketika berumur 11 tahun kemudian membuntutinya hingga ke mall sekedar ingin mengingatkan kalo mereka adalah temean baek tapi ternyata..:-). Atau ketika Bruno berhasil menjadi kontestant Kuis Who Wants To be Millionaire, Francois malah menjadikan fasiltas “phone a Friend” sebagai ajang curhat dan minta maaf.eh akting gugup Dany Boon oke deh.
Film ini merupakan salah satu film yang diputar pada Festival Film Prancis dari tanggal 13 - 22 April 2007 di berbagai kota termasuk jakarta yang diputar di MegaBlitz, Djakarta XXI, dan Cilandak 21. walau menurut saya gaungnya tak seheboh Jiffest terakhir ini, namun diluar dugaan penontonnya membludak. Ketika Nonton film ini di Djakarta tanggal 21 April jam setengah 7 malam seat paling depan aja nyaris tidak bersisa padahal kita bayar HTM Rp.15rb!!. sering2 aja nih ada festival kayak gini. Walau agak pusing harus baca teks inggris lagi namun jadi inget aja beberapa vocab ketika kursus Bahasa Prancis jaman kuliah dulu.yahh...yah...C'est Bien...
sebell...capek..
Jumat, 20 April 2007
Inhouse Training
Start: | May 23, '07 09:00a |
End: | May 25, '07 |
Kunjungan Anak Yatim
Start: | Apr 23, '07 09:00a |
Placement test
Kamis, 19 April 2007
Skype
kesampaian juga secara biaya komunikasi ke cabang2 membengkak dan ga
ada gejala bakal turun. dan 2 hari ini pula pada yang agak2 norak
getoo..ada yang cuma say hi dan greet..tiap pagi, ada yang nulisnya ga
jelas dan juntrungan..terus ada yang pinter bikin ajang curhat. tapi
kompiku soundnya tidak avaiable secara yang lain dah kayak pilot (call
center..) yang selalu pasang headseat di telinga.
Senin, 16 April 2007
Esmosi Jiwa..
KAP kantor yang juga keukeh dan ngeyel tentang angka2 final laporan
audited. dasar karena sama2 cewek.., sama keras, bawaannya esmosi jiwa.
duh malu juga sih.., karena pake acara ngomong yang ga enak walau via
telp dan ga vulgar tapi tetep aja ada yang nganjel.hikz.., mau minta
maaf , tapi nunggu adem dulu deh..
Rukhyah....
Bener ga ya nulisnya??
well...belakangan ini bawaanya males mulu, lemes kayak ga ada gairah hidup (sedikit hiperbola, hiks..). bawaannya Muaalllesss.... tadi pas kultum dikantor pas ngomongin keberadaan Jin dan rekan2 nya..,jadi mudenk aja ...kalo kita kemasukan jin maka ciri2nya..males. waduh gawat.. jangan2 iya. futur juga kale ya??, hafalan juz amma ga nambah2, tilawah dah ga tiap hari lagi.duh..., Jin apa yang merasuki diriku ya??. kepikiran mau dirukhyah..tapi masih mikir2, secara nuke juga mau.., kayaknya jadi pengen.Daerah tanah Abang sih ada, kak leli recomended sih...kalo kuat katanya, cos agak nyakitin secara fisik juga. kepikiran nyoba minggu ini. Bismillah...
No more Piracy??
LITTLE MOSQUE ON THE PRAIRE
Rating: | ★ |
Category: | Movies |
Genre: | Comedy |
'LITTLE MOSQUE ON THE PRAIRE', Sitkom Muslim Pertama di Kanada
Kapanlagi.com - Suatu serial komedi situasi yang menampilkan karakter dan cerita tentang warga muslim mulai ditayangkan di stasiun televisi nasional Canada, CBC, hari Selasa (09/01).
Serial yang dinamai ini LITTLE MOSQUE ON THE PRAIRE ini menyajikan kisah sekelompok muslim yang mencoba membaur di sebuah kota kecil di Kanada.
Acara ini menjadi acara komedi Muslim pertama yang ditayangkan di televisi nasional di Amerika Utara.
Wartawan BBC Lee Carter di Toronto melaporkan, acara ini juga membahas berbagai ketakutan dan prasangka pasca Peristiwa Sebelas September 2001.
LITTLE MOSQUE ON THE PRAIRE atau Masjid Kecil di Padang Rumput diproduksi berdasarkan pengalaman penulis acara itu, Zarqa Nawaz.
Dia adalah seorang wanita Muslim yang pindah dari sebuah kota besar ke daerah padang rumput Kanada untuk bekerja di sebuah masjid.
Seri komedi situasi itu mengikuti seorang Imam kelahiran Kanada juga pindah ke daerah padang rumput dan bertemu dengan berbagai tokoh Muslim dan non-Muslim di kota kecil di Saskatchewan.
Nawaz mengatakan, dalam menetapkan sasaran dalam sitcom, dia adalah seorang satiris yang memberi kesempatan yang sama kepada semua orang.
"Orang tidak bisa mengatakan saya hanya menjadikan suatu kelompok, namun bukan kelompok lain, sebagai sasaran, "kata Nawaz.
Menurut dia, serial ini melihat masyarakat secara keseluruhan. "Saya membidik kaum sayap kiri, kaum sekuler, saya juga membidik nak-anak remaja yang suka melawan," katanya.
"Saya rasa sangat penting untuk membidik semua orang dalam komedi, agar tidak ada orang yang senang, kecuali pemirsa," tandasnya.
Episode pertama LITTLE MOSQUE ON THE PRAIRE memuat sejumlah contoh humor pasca 9/11, termasuk adegan polisi di bandara menggelandang sang imam baru untuk diinterogasi setelah percakapan teleponnya mengundang salah tafsir.
Kelakar tentang racial profiling dan terorisme dibela oleh Direktur Direktur Eksekutif urusan programming CBC Kirsten Layfield.
Menurut Layfield, sitcom ini berani. "Ini berani dalam artian memunculkan kembali dan membahasnya dengan cara yang jujur dan jenaka," kata Kirsten Layfield.
"Humor bersumber dari kebenaran, dan itulah tepatnya yang dialami kelompok-kelompok tertentu saat ini, dan kami bisa melihat humor di situ -- kami rasa ini sangat bagus," tandas Layfield.
Kesuksesan sitcom yang menampilkan karakter-karakter muslim ini bergantung pada pandangan kritikus dan khalayak penonton di Kanada.
Meski demikian, kabar mengenai acara itu sudah mengundang perhatian dan keingintahuan, terutama dari negara tetangga di selatan, Amerika Serikat.
Sejumlah lembaga media berita Amerika sangat tertarik dengan isi acara televisi Kanada ini dan mengirim kru ke negara tetangga yang biasanya tidak begitu mereka perhatikan. (bbc/rit)
Rabu, 11 April 2007
blitzmegaplex grand indonesia - jakarta
Rating: | ★★★ |
Category: | Other |
kamis, sekitar jam 6 sore lewat, akhirnya saya sampai di blitzmegaplex.. ternyata saya salah baca peta, turun di halte tosari tuh pilihan yang salah untuk jalan kaki menuju blitz.. seharusnya saya turun di halte plaza indonesia , tapi yah.. hitung-hitung, udah lama juga nggak jalan kaki sejauh ini.. sekalian ngetes kekuatan kaki aja, hehe..
di antara bangunan-bangunan setengah jadi itu, ada salah satu pintu yang dibuka untuk umum.. setelah bertanya kepada mas-mas tukang parkir gedung yang ramah, saya nemui railway khusus untuk masuk ke dalam gedung.. yang mengarahkan saya pada tulisan besar, seibu.. wow, ternyata seibu hidup lagi di jakarta ..
oh, ya.. bagi yang bawa kendaraan, parkirnya masih gratis, lho..
masuk lift, pencet angka 8.. sampailah saya di tujuan saya.. setelah sekian lama, saya baru nyadar kalo ternyata banyak banget satpam/security mondar-mandir atau berjaga-jaga.. jadi saya mesti agak berhati-hati agar nggak 'diciduk' karena salah satu misi saya ke sini adalah untuk memotret bagian-bagian penting dari blitz yang mana bisa jadi sebenernya dilarang, hehe..
perlu waktu untuk pegangan sejenak ke diri sendiri, habis nggak ada yang nemenin.. jujur, saya agak-agak takjub dan perlu dikit mencerna di mana sebenernya saya berada pas sampai blitz, apalagi lampunya agak remang-remang pas malem.. ^^;
tapi setelah liat mbak-mbak blitz-nya yang lucu-lucu & ramah-ramah, saya mulai bisa 'inget daratan' lagi, hehe.. seragam blitz hitam-hitam, baik cewek & cowok memakai celana panjang, dan bagian punggungnya bertuliskan blitzmegaplex dengan huruf berwarna putih.. beda banget dengan mbak-mbak 21 berseragam batik merah yang judes-judes dan mas-mas berseragam hijau bertampang sok galak yang belakangan malah jadi calo tiket 21 juga.. (no hurts feeling, lho)
langit-langitnya tinggi, sebanyak 4 lantai gedung ternyata dipakai oleh blitz.. dikelilingi dinding luas berwarna putih dan tempat duduk empuk yang nyaman dan stylish, pilihan aktivitas anti-bosan (katanya) yang beragam seperti game room (katanya, sekali lagi.. soalnya belum ada pas saya ke sana), tergeletak sendirian di function room, dengerin musik dan lagu bentar di digital beat store (bisa download flash disc, langsung ke cd, atau hp untuk dibawa pulang, lokal = 5000 & internasional = 10000), ngemil (yang nggak pernah saya lakuin di bioskop karena ngeganggu pendengeran pas nonton), dan bengong bentar di blitz café (bisa mesen wine & sejenisnya, lho), ngeliatin orang-orang yang ngerokok dengan bebas di smoking room (lagi-lagi katanya, paling gaya se-jakarta), ada panggung untuk live music (pas saya ke sana, cuma lagi ada lampu sorot warna-warni cantik yang muter-muter) dan bakal tempat untuk belanja merchandise film..
dinding-dinding luas berwarna putih itu digunain dengan baik, blitz pasang in-focus menghadap ke beberapa dinding untuk muter trailer-trailer film dengan ukuran besar, pun gitu dengan beberapa layar-layar tv plasma yang menempel di beberapa dinding.. trailer-trailer film ini, asyiknya, dilengkapi oleh sekilas review yang muncul sebagai subtitle di bawah trailer yang mungkin disusun oleh redaksi blitz sendiri dalam bahasa inggris.. poster-poster film akan dateng dimunculin pada layar-layar tv datar, yang ngingetin akan layar-layar tv di dinding lobby kantor saya namun dengan ukuran yang lebih besar..
rencana akhir misi saya, seharusnya menonton film dari jepang berjudul sinking of japan, yang katanya review-review di internet tuh bagus.. tapi ternyata film tersebut baru masuk midnight , pantes jam puternya malem banget dan cuma ada pas hari tertentu aja.. akhirnya setelah ngedengerin review singkat dari mas-mas penjual tiketnya yang ramah banget (hebat, 'kan.. ternyata masing-masing penjual tiket dibekali review singkat atas film-film yang diputer untuk ngebantu penonton yang nggak punya pilihan film kayak saya.. bahkan semua pertanyaan dijawab dgn baik, sabar & ramah.. salut buat blitz) atas 300 yang keren dan auditorium (sebutan blitz untuk studio, istilah yang biasa dipake 21) 1, tempat 300 diputer, sebagai bioskop terbesar di indonesia & terbaik yang blitz punya.. maka pilihan saya beralih untuk nonton cowok-cowok berperut six packs yang cuma pake hotpants plus sendal (untungnya ditutupin jubah merah yang cukup keren) & niat ngusir bakal penjajah negerinya hanya dengan 300 orang itu..
sekedar info, harga tiket blitz untuk hari biasa tuh 30 ribu, sabtu-minggu tuh 40 ribu (atau 50 ribu..? maaf, saya lupa), lalu nomat-nya 25 ribu.. nggak terlalu jauh dari harga tiket 21 yang udah di mall-mall lain.. katanya untuk film amrik & non amrik dibedain harga tiketnya, tapi karena kemarin nonton film amrik jadi belum tau harga tiket untuk film non amrik..
sambil nungguin jam puter, saya duduk bentar di function room-nya.. ada 3 sebenernya, tapi saya milih yang ada ada sofa-sofa plus bantal-bantal kecil.. mikir-mikir, mungkin bisa bobo-bobo dulu sambil nungguin film.. tapi nggak, 'lah.. wong ndeso banget.. ^^;
mari kita mulai misi, ngejelejah blitz.. auditorium-nya ada 11 buah, yang paling blitz jagoin tuh auditorium 1 dan 2.. setelah naik eskalator yang panjang banget nuju ke atas, saya dapetin kalo ternyata blitz punya balkon sebagai alternatif bagi penonton-penonton yang merasa kurang dengan fasilitas reguler-nya blitz.. sayangnya belum dibuka untuk umum, jadi saya cuma mondar-mandir bentar di luarnya yang luks itu..
setelah main ke toilet (yang bersih, tapi jadi agak serem & remang-remang karena pake dinding hitam.. tapi blitz nyediain toilet khusus untuk orang yang pake kursi roda.. menarik juga, karena jarang bioskop yang punya pikiran untuk nyediain fasilitas ini) untuk ngebuang yang nggak perlu, akhirnya saya masuk ke auditorium 1.. alamak itu layar, gede banget.. ruangannya didesain ala teater, dan kayaknya setinggi 4 lantai, deh.. langit-langitnya jauh banget.. baris terdepan tuh huruf t, dan kursi terpojok tuh nomer 34.. katanya bisa nampung sampai 600 orang lebih.. dan itu pun jarak ke layarnya nggak terlalu deket meskipun masih harus mendongak kalo duduk di baris terdepan karena layarnya gede.. bisa bayangin..?
penampilan kursinya agak kaku, kecil dan sela antar kursi lebih rapet dibanding 21, tapi ternyata nyaman juga diduduki selama 2 jam masa puter film.. dan ternyata blitz juga nyediain lokasi khusus lagi untuk penonton yang pake kursi roda.. salut, blitz..
minusnya, beda tinggi antara kursi kita dengan kursi di depannya masih kurang, jadi kalo rada nyender ke belakang tuh kepala penonton di depan rada ngehalangi..
saat lampu mulai agak diredupkan, muncul 'aturan main' kayak jangan nyalain hp & sebagainya yang umum itu dengan presentasi semacam shockwave flash yang cukup rapi, lalu animasi 'corporate identity'-nya blitzmegaplex yang lumayan bagus, terus sound check dari dolby yang ngeyakinin saya bahwa sound system-nya blitz memang oke banget.. trailer pertama dan yang paling menarik pun diputer.. film indonesia , besutan selanjutnya dari joko anwar (kesohor dengan janji joni), judulnya kala.. trailer-nya cukup provokatif walau singkat, dan mirip film-film noir amrik.. tapi, hikmah yang saya dapet tuh seenggaknya blitz masih menganggap karya anak negeri sebagai salah satu komoditinya..
setelah film selesai, tiba-tiba lampu-lampu udah dinyalain sebelum credit title.. wow, ternyata bahan layarnya beda dengan layar 21, walaupun lampu (blitz ngegunain lampu neon berwarna biru untuk ngedukung lampu-lampu kecilnya) udah menyala tapi layarnya tetep bisa munculin gambar yang mumpuni dan nggak kalah ama lampu ruangannya.. dan blitz konsisten untuk muter filmnya sampai credit title habis diputer.. sip, deh..
dan saya pun pulang dengan hati tenang, walau perut laper.. ah, beli ketoprak deket rumah aja, deh.. hitung-hitung penghematan setelah nonton.. ^_^
Selasa, 10 April 2007
Move on...
perusahaan. Isinya semua anak perusahaan disuruh siap-siap untuk
kepindahan dalam satu gedung yang baru dan konon lokasinya di
Kemayoran.Wwwwuhuaaahhh...jauh!!!!. menurut hitung2an, kalo naek ojek
bakal mahal banget.., bajaj?? bisa gempor kaki..kalo dianterin?..,
kasian bensinnya. hikzs.. harus struggle lagi buat naek dan mengejar2
bis kota. ga bisa berangkat setengah 8 dari rumah. Tomang - Kemayoran
kan jauh...ga bisa ditempuh 15 menit kayak dari Tomang - Veteran II.
bakal jauh dari Sarinah (tempat janjian makan siang ama teman..)
Sabang.., Semanggi (the best Meeting point itu), Pasar Baru (ga
ada lagi warteg Barata yang enak dan murah..). Tanggal dan Bulan pasti
belum ketaun sih...mudah2an ga dalam waktu dekat deh..
Jumat, 06 April 2007
BaBEl
Rating: | ★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
bagus lah .nih film sengaja ga ditonton pass Jiffest (karena emang kehabisann...) tapi emang pantes masuk Jiffest kok.., tonton deh.
Selasa, 03 April 2007
Berbagi Suami
wah...ternyata dah keluar.., kayaknya mulai nyisihin duit buat beli nih
dvd..
Minggu, 01 April 2007
NaGAbOnaR jadi 2
Rating: | ★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Comedy |
Ga nyesel bela2in nonton nih film.
bagus...akting Dedy Mizwar kuat banget!!!. lucu dapet serius and pas touchy2 gitu juga kena.bener deh, akting nya paling menonjol (well yeah right... dia kan pemeran utama). Gaya kocaknya masih kayak NagaBonar yang dulu cuma aktingnya kali ini lebih "megang". ada Tora, Uli, Darius dan Wulan G eh iya ada juga Lukman sardi Tukang Bajaj yang bacaannya Lah-Tahzan!. Ceritanya Dedy Mizwar diajak anaknya Bonaga (Tora) ke Jakarta untuk melihat usaha anaknya yang sukses jadi pengembang. hingga oneday, Bonaga konflik dengan NagaBonar`karena rencana Bonaga untuk membuat resort di kebun sawit wich is itu juga lokasi kuburan ibu, nenek dan pamannya. Walaupun ringan banyak pesan2 moral yang ingin disampein ama nih film. pas NagaBonar bilang ke Monita (Wulan Guritno) "kau liat tampangku dulu lebih jelekdari sekarang, aku tidak bisa baca, tidak pintar dan kaya terus apa menurutmu aku tidak pantas dicintai??" menimpali alasan wulan mencintai Bonaga. terus pas Dedy bilang " seingatku emak dan nenekmu itu Islam tapi pas selesai shalat mereka ga goyang dilantai disko seperti temen arabmu itu"..hi..hi. pesannya gamblang dan apa adanya. masih banyak deh....adegan lucu terus yang bikin haru biru juga ga sedikit...yang sarat pesan.ada adegan lucu pas NagaBonar manjat Patung Sudirman.. n juga cameo jaja Miharja yang jadi....ah nonton deh, ga nyesel Insya Allah