Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 November 2007

Seruan Bersama : Together We Can Stoop Disaster

Rating:★★★
Category:Other

Copas dari Mbak Ina yang...........
Meneruskan postingan Pak Bayu :


Kaitkan dua jari telunjuk Anda, dan serukan; “Together We Can Stop Disaster”. Inilah kampanye bersama yang ditelurkan dari hasil pra rapat kerja ACT 13-14 November 2007 di Cipanas, Jawa Barat. Seruan ini merupakan hasil pemikiran para peserta raker selama kurang lebih dua hari dua malam, dan menjelang akhir raker kampanye ini diperkenalkan oleh tim komunikasi ACT.
Stop Disaster, tidak bermakna menghentikan bencana seperti bencana alam yang termasuk act of God, semata karena kehendak Allah, antara lain gempa bumi, tsunami, angina puting beliung dan gunung meletus. Stop Disaster dimaknai untuk semua bentuk bencana, baik bencana alam maupun sosial. Stop Disaster lebih diartikan mencegah, baik mencegah bencana itu sendiri maupun mencegah dampak resiko yang lebih besar.

Banjir bisa dicegah, kemiskinan, kelaparan, busung lapar, gizi buruk, konflik sosial pun bisa dihindari. Sementara gempa bumi, tsunami, angin puting beliung memang tidak bisa dicegah atau kejadiannya, namun dampak dan resiko bencananya bisa dikurangi dengan berbagai bentuk kegiatan mitigasi bencana seperti pelatihan kesiapsiagaan gempa, penyebaran brosur, flyer berisi himbauan siaga bencana, penyadaran kesiapsiagaan banjir, edukasi langsung ke masyarakat akan potensi bencana di berbagai daerah yang kesemuanya bermuara pada satu target mewujudkan masyarakat sadar bencana (MSB).

Anak-anak misalnya, sejak dini sudah harus diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Bahkan jika perlu, mereka sudah diajarkan bagaimana memilah sampah organik dan non organik, sehingga sebagian sampah tersebut bisa bermanfaat sebagai kompos. Memang terdengarnya mudah membudayakan buang sampah, namun ternyata ini menjadi salah satu persoalan terbesar negeri ini. Tentu kita masih ingat kasus keributan yang terjadi ketika tempat pembuangan akhir (TPA) warga Jakarta hendak dipindah dari Bantar Gebang, Bekasi ke Bogor. Contoh lain terjadi di Bandung yang beberapa waktu lalu tiba-tiba menjelma menjadi kota sampah yang bau dan jorok lantaran kota Paris Van Java itu tidak memiliki tempat pembuangan akhir.

Membuang sampah pada tempat yang sebenarnya, hanyalah salah satu bagian penting dari pencegahan banjir. Begitu juga dengan bencana lainnya, kelaparan, gizi buruk dan busung lapar, kemiskinan, konflik sosial, juga pemanasan global (global warming), bisa dicegah dan dihindari sebelum benar-benar terjadi.

Jika hari ini masih terjadi berbagai bencana di sekitar kita, masih terlihat anak-anak yang putus sekolah, anak-anak gizi buruk dan busung lapar di banyak tempat, keributan, kerusuhan dan pertikaian antar daerah, suku dan agama, serta fenomena kemiskinan yang tak kunjung reda bahkan makin meluas. Atau saat masyarakat Jakarta terus menerus dihantui bencana banjir setiap kali musim penghujan tiba. Bahkan bagi warga Jakarta, kemacetan pun menjadi bencana yang setiap hari harus dihadapi. Sungguh, semua bencana itu akan terus terjadi menimpa kita, keluarga kita, hingga anak cucu kita di masa datang, hanya karena kita belum bersama-sama menangani, mengantisipasi, bahkan mencegah terjadinya bencana.

ACT, MRI (Masyarakat Relawan Indonesia), DMII (Disaster Management Institute of Indonesia), serta berbagai masyarakat dan elemen peduli bencana mengajak Anda semua untuk, mengaitkan dua jari telunjuk Anda dan berseru “together we can stop disaster”.

Serukan “together we can stop disaster” kepada siapa pun yang Anda temui, perkenalkan simbol kebersamaan dengan mengaitkan dua jari telunjuk Anda, agar ini menjadi sebuah gerakan nasional, bahkan mendunia. Together we can stop disaster, Insya Allah, untuk tempat hidup yang lebih baik. (Gaw/ACT)


---> Sebarkan tulisan ini ke siapa pun sebanyak-banyaknya, berarti Anda sudah membantu mewujudkan masyarakat sadar bencana.


Bayu Gawtama
Communication Senior Manager ACT
www.aksicepattanggap.com
085219068581

5 komentar: